Sebuah Dialog Ringan Yang Sarat Makna
“ Berbagi mimpi dan harapan dalam gerak dan suara “adalah
sebuah konsep obrolan ringan antar anak bangsa yang ingin belajar
mencintai bumi dan tumpah darah ini dengan realistis. Upaya ini telah
dilakukan cukup lama, tepatnya dua tahun yang lalu, ketika penulis
menginjakkan kaki dengan tegap di tanah kelahiran Banjarnegara, setelah
belasan tahun lamanya merantau di kota orang.
Berawal dari sebuah keprihatinan akan carut marutnya kondisi bangsa, membuat diri ini harus berani memberikan auto kritik “ apa yang sudah saya berikan buat tumpah darah yang menamakan dirinya Bangsa Indonesia ? “ .
Rasanya sebagai masyarakat awam yang tidak tau menahu tentang dunia
politik, begitu kecil sumbangsihnya untuk kemajuan masyarakat dan Bangsa
ini.
Beberapa kali melakukan obrolan ringan dengan tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, ulama, pejabat, aparat, politikus, seniman, budayawan dan yang
lain. Terbersit rasa pisimistis akan hadirnya sebuah perubahan yang
lebih baik kedepan. Pertanyaan-nya adalah “ apa separah itukah keadaan-nya ? tidak adakah harapan baru yang dapat di lahirkan dari relung hati kita masing – masing ? “ .
Disisi yang lain, sebagian masyarakat masih percaya bahwa suatu ketika akan hadir “ RATU ADIL “ yang mampu membawa harapan dan angin segar akan datangnya sebuah perubahan. “ Pertanyaan-nya adalah “ Mau sampai kapan kita menunggu si Ratu Adil dan biadab tersebut datang ? “.
Ternyata diantara kitapun tidak ada yang bisa menjawab dengan pasti
kapan datangnya Ratu Adil yang sekonyong-konyong koder datang kesini,
ketempat tinggal kita, di bumi Nusantara tercinta.
Jutaan persoalan hadir dalam setiap relung kehidupan kita masing -
masing, baik secara pribadi, suku, agama hingga Bangsa sekalipun.
Sepanjang kita masih mampu menghirup udara, maka persoalan demi
persoalan itu hadir sebagai ujian dan ataupun tantangan yang harus kita
selesaikan. Kita tidak dapat menghindar darinya dengan berkedok bahwa
kita masih berada di zona aman kok. Bahwa kita masih fine – fine saja
kok. Sedangkan bagaimana kita mampu membunuh rasa pesimisme ini saja
bagian dari persoalan yang mesti kita selesaikan sejak pertama kalinya,
sebelum kita urai benang kusut yang sudah bertahun-tahun lamanya.
Membunuh rasa pesimistis sama halnya dengan menumbuhkan sikap optimisme
menatap masa depan. Membangun harapan baru bahwa tidak ada yang namanya
Ratu Adil yang datang sekonyong-konyong koder. Ratu Adil ini akan hadir
manakala setiap insan anak bangsa mau menyincingkan lengan baju, bahu
membahu dan bergandengan tangan membangun kualitas diri dan berbuat yang
terbaik untuk kepentingan masyarakat luas.
Mari kita budayakan “ Berbagi mimpi dan harapan dalam gerak dan suara “,
bahwa mimpi itu masih ada. Bahwa mimpi itu harus terus ada. Bahwa mimpi
itu harus terus menyala. Kita suarakan mimpi-mimpi ini kepada siapapun
yang kita jumpai. Mimpi inilah yang akan terus menggerakan kita untuk
terus berikhsan di manapun dan kapapun di mayapadha ini.
Selamat datang dan Selamat Bergabung Generasi pembaharu !!!
Jabat Erat Jiwa saya untuk Banjarnegara dan juga Bumi Pertiwi
Penulis : Wahono ( Leader Komisi Wirausaha DPD KNPI Banjarnegara dan Sekretaris 1 MPC Pemuda Pancasila Kab. Banjarnegara )
No comments:
Post a Comment